Fulbright Story : The Beginning

“Bun, Papa nanti hari Selasa mau ke Makasar.”

“Tanggal 26 ini? Ngapain?”

“Interview beasiswa S2 ke Amerika.”

“Yeay berarti Pap E ke Balikpapan donk”

Ini sepenggal percakapan antara aku dengan suami di bulan April 2017 yang lalu. Aku lupa tanggal berapa persisnya (maafkan ya…manusia kan memang tempatnya lupa). Tapi, yang perlu digarisbawahi, pada detik itu yang aku hore-horekan adalah fakta bahwa suamiku akan pulang ke Balikpapan pada akhir bulan, yaitu moment saat kerjaan kantor lagi sangat padat yang biasanya tidak memungkinkan bagi suamiku untuk ambil cuti. Yang perlu digarisbawahi, pada detik itu yang aku hore-horekan BUKAN fakta kalau suamiku dipanggil interview beasiswa. Aneh kan? Makanya jangan LDR seperti aku ini…hehehe…😂

Tahun ini aku dan suamiku memang giat mencari beasiswa untuk melanjutkan S2. Kenapa 2017? Kenapa setelah anak 3 tahun lebih? Kenapa…kenapa…kenapa lainnya…Karena ada “pencetus utama” yang baru keluar saat ini, yang menyebabkan kenapa akhirnya setelah hampir 10 tahun lulus S1, kami baru cari beasiswa S2. Kami seperti tiba-tiba diingatkan padahal kami sering baca Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Tapi kami terlena dalam menjalankan rutinitas. Apa “pencetus utama” itu? Yaa…biarlah itu tetap menjadi cerita kami berdua. Mungkin ini memang jalan yang Allah sudah gariskan. 😇

Tanggal 17 April 2017 sekitar jam 10 pagi terjadi chattingan “polos” via WhatsApp antara aku dengan Pap E (kok ini bisa ingat detailnya? Ya iyalah soalnya masih ada jejak rekamnya, belum dihapus)

“Papa…beasiswa Amerika-nya ntr utk University apa?

“Belum ada…Knp?”

Mau balesin paka emoticon gini 😓 tapi takut durhaka…ya begini nich kalau istri “polos”, suami juga “polos”, tapi untungnya istrinya juga pinter …hehehe 😄✌…jadi, awalnya aku nangkepnya diawal kalau suamiku itu ikut beasiswa yang diselenggarakan langsung dari universitasnya tapi aku langsung connect dari jawaban suami yang singkat padat itu kalau beasiswa yang dia apply itu yang lainnya. Langsung dech aku tanya

“Kalau nama beasiswanya apa?”

“Fulbright” (masih tetap dijawab singkat padat, tapi kali ini jelas..hehehe 😂)

Langsung dech aku google tapi aku lupa keyword apa yang kuketik saat itu…1,5 jam google aku laporan gini ke Pap E (masih dari jejak rekam chatting WA yang belum dihapus)

“Ak baca2 pa…visa amerika papa mungkin bisa mudah krn visa student & ada beasiswa…nah kl visa bunda & nayla yg cuma ikut papa mungkin bisa diakali dengan adanya surat undangan…mungkin bisa minta bantuan mb anti ya..kan dia banyak kenalan Org amerika tu?Hehe…maaf 2 step ke depan…mungkin fokus keterima beasiswanya dulu kali ya…Ni lagi baca2 aja…”

Gubrak kan…first thing yang aku khawatirkan adalah visa untukku & my daughter Narayya…hehehe 😄✌…tapi per hari ini aku sudah ngerti prosedur pengurusan visa…ini aku posting di tulisan berbeda aja ya setelah bener-bener ngalamin sendiri. Karena yang baru aku ngerti saat ini baru gambaran secara umumnya aja.

Aku banyak baca prosedur pengurusan visa ini di blog ceritasf, penjelasan cukup lengkap & jelas tapi penulisnya bukan Fulbrighter tapi pemenang DV Lottery (aku bener-bener baru tau kalau kewarganegaraan bisa diperoleh dari undian 😅✌). Sampai disitu, tingkat pemahamanku tentang prosedur pengurusan visa masih diawang-awang sampai sahabatku menjelaskan dengan detail tentang prosedur pengurusan visa ini…

Yesss…yang gak disangka gak dinyana ternyata sahabatku sendiri adalah seorang Fulbrighter (Alhamdulillah… aku selalu dikelilingi orang-orang yang hebat 😍😍) sehingga dia pun banyak berjasa kepadaku…ajaibnya lagi dia tau banget kalau aku sangat worry sama per-visa-an ini, dengan satu kalimat sakti dia tenangkan aku sehingga aku bisa fokus ke hal yang lebih utama saat ini yaitu mendoakan suamiku agar dapat nilai bagus pada tes selanjutnya yaitu tes TOEFL dan GMAT.

Lho…kok sudah tes selanjutnya, tes interview-nya gimana? Yes lagiii…per tanggal 21 Juni 2017, Pap E dapat email kalau dia lolos tes interview… Alhamdulillah…sehingga next worry-ku memanglah harus nilai  tes TOEFL dan GMAT ini, buka visa 😅✌..

 

Setelah aku chat “Hehe…maaf 2 step ke depan…mungkin fokus keterima beasiswanya dulu kali ya…” itu sampai per hari ini, aku lumayan banyak google tentang Amerika dan Fulbright untuk membantu suamiku dalam menghadapi tes interview yang merupakan salah satu tahapan seleksi. Aku google dengan berbagai keyword yang intinya adalah tips sukses interview Fulbright.

Setelah baca berbagai blog Fulbrighter (maaf aku ya…aku lupa dari blog-blog mana saja…) dapat ditarik kesimpulan jika ingin sukses interview Fulbright maka kita harus write our own anticipated questions and practice to answer it with confidence. Jadi, kalau ditanya sama panelis nanti sudah langsung tau jawabannya dan jawaban yang kita kemukakan pun akan membuat mereka kagum.

Ada tulisan dari Budi Waluyo di kompasiana yang bikin aku berkesan banget, yaitu:

“Interview (wawancara) umumnya adalah tahap terakhir dari proses seleksi beasiswa S2 ke luar negeri. Bersyukurlah bagi yang berkesempatan dipanggil
dalam sesi wawancara beasiswa. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini. Ini artinya mereka telah mengalahkan puluhan bahkan ratusan
pelamar lainnya di tahap administrasi. Ini juga menunjukkan bahwa si sponsor beasiswa melihat ada sesuatu di aplikasi kita yang menarik minat mereka
sehingga perlu dipanggil wawancara untuk lebih meyakinkan lagi. Kesempatan untuk terpilih menjadi the next scholar juga terbuka lebih besar.”

Ooo…i’m so proud of my husband…😍😍…Aku semakin bersemangat untuk membantunya lulus tes interview ini. Aku bikin di excel anticipated question (rangkuman dari berbagai blog Fulbrighter) lalu aku email suamiku sehingga dia tinggal cari jawabannya. Cuma ini yang bisa kulakukan untuk men-support Pap E…dan tentunya juga bantu doa semoga Pap E lulus interview ini…Amin.

 

Satu tahap sudah berhasil dilalui maka Pap E pun akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tes TOEFL IBT dan GRE/GMAT. Tiada daya upaya yang dapat kulakukan selain hanya terus mendoakan suamiku Pap E agar lulus tes itu.

 

Insya Allah

 

 

 

Leave a comment